rengkuhlah jiwaku yang kian menepi pada sunyi
bersimpuh diujung kehancuran putus asa
singgahlah walau hanya sejenak
sekedar mengajariku makna bahagia
meskipun hanya dengan satu kata
aku sangat berharap
singgahlah walau hanya sejenak
sekedar mengajariku makna bahagia
meskipun hanya dengan satu kata
aku sangat berharap
kemarilah
sambutlah pemberianku ini
yang hanya seutas rindu dalam untaian kasih
kepakan sayapmu tuk memeluk jiwa yang menggigil ini
agar tak tumbang terhempas badai nafsu
dan kokoh mempertahankan kahikatnya
karena rindu ini sungguh berobjek sederhana
hanya tertoreh namamu dalam setiap sudutnya
sudut yang hanya tersorot cahaya bintang
remang, samar, bahkan sesekali redup terbungkus mendung
namun
namamu yang diusung rindu
mampu menerangi melebihi rembulan
menunjukan jalan tuk dibuai tapak langkah
kemarilah
aku menunggumu wahai cinta
menantimu dalam pertahanan tulus
berharap hangat sambutmu menyentuh jiwa
cairkan beku relung hati yang mati suri
karena aku mulai jenuh dengan sepi
kemarilah
bangunlah istana kejayaanmu kembali
tuk meriahkan kosong agar tak selalu sepi
lihatlah
aku sudah tak setegar kala itu
tuk menanti belaian lembutmu
disini aku menunggumu cinta
namamu yang diusung rindu
mampu menerangi melebihi rembulan
menunjukan jalan tuk dibuai tapak langkah
kemarilah
aku menunggumu wahai cinta
menantimu dalam pertahanan tulus
berharap hangat sambutmu menyentuh jiwa
cairkan beku relung hati yang mati suri
karena aku mulai jenuh dengan sepi
kemarilah
bangunlah istana kejayaanmu kembali
tuk meriahkan kosong agar tak selalu sepi
lihatlah
aku sudah tak setegar kala itu
tuk menanti belaian lembutmu
disini aku menunggumu cinta
september akhir, sebagai awalan dalam 60 hari menulis puisi
dalam toples lembaran lama tetesan tinta
0 komentar:
Post a Comment