Belajar Menulis, dokumentasi pemikiran perjalanan hidup.

26 August 2013

Fase Pengembangan Kepribadian Manusia (Membentuk Kepribadian Anak Sejak Dini)

Fase pengembangan kepribadian manusia, disini dokter muda Sigmund Freud dari Wina telah mengemukakan gagasannya serta memusatkan perhatiannya pada ranah pengembangan kepribadian. Menurutnya pentingnya peran pengasuh pada masa bayi akan sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian. Selain masa bayi bisa dikatakan merupakan sebuah rekaman juga diyakini bahwa struktur dasar kepribadian tersebut ada pada kisaran angka lima tahun, maka yang terjadi setelah lima tahun merupakan pengembangan dari dasar struktur kepribadian tersebut.

Fase Pengembangan Kepribadian Manusia


Nah, lantas apa saja tahapan atau fase-fase yang dilalui dalam pengembangan kepribadian manusia. Berikut penulis akan mencoba memaparkannya apa saja Fase Pengembangan Kepribadian Manusia. Simak baik-baik dan bacalah dengan seksama:

  • Fase Oral (Usia 0 - 1 tahun)
Sesuai dengan namanya, pada fase ini di tandai dengan banyaknya aktivitas yang berada di sekitar mulut. Mulut sendiri merupakan daerah pokok aktivitas dinamis atau daerah kepuasan yang dipilih dan ditentukan oleh insting. Makan dan minum bisa dibilang merupakan sumber kenikmatannya, maka jangan heran ketika pada bayi yang berusia kisaran ini akan sangat menyukai aktivitas yang berhubungan dengan mulut. Mulai dari makan, minum, sampai memasukan jari-jari tangannya pada mulut mereka.

Adapun pada tahapan fase ini, dapat mempengaruhi dalam pertumbuhan kepribadian saat dewasa. Artinya apakah dalam tahapan fase ini bayi merasa terpuaskan atau tidak akan memiliki korelasi ketika sudah beranjak dewasa. Hal tersebut dapat disoroti dari sisi mulut sebagai salah satu bagian tubuh yang sensitif. Baik ditinjau dari sisi kesehatan maupun psikologis.

  • Fase Anal (Usia 1 - 3 tahun)
Setelah pada fase sebelumnya, mulut menjadi bagian yang dianggap penting berbeda pada fase yang kedua ini. Dalam fase ini organ yang dianggap sensitif sebagai daerah pokok aktivitas yang dinamis. Dalam fase ini seringkali disejajarkan dengan istilah tolilet tranining, dengan kata lain ibu pengasuh dituntut dapat bisa mengarahkan kapan dan dimana kegiatan buang air. Menurut Freud toilet training merupakan bentuk pembelajaran memuaskan diri sekaligus ego, kenikmatan disini sebanding dengan rasa lega setelah buang air.

Dalam fase ini pengaruh ibu menjadi penting, lantaran dapat berakibat pada kepribadian saat dewasa. Misalnya, dalam metode toilet training secara tidak langsung merupakan sebuah pembelajaran tata cara hidup sehat dan bersih. Maka akan menjadi hal yang penting jika hal tersebut terus terbawa pada masa dewasa, misalnya menjadi pribadi yang jorok dan acuh terhadap kebersihan.

  • Fase Phalis (Usia 3 - 5 atau 6 tahun)
Pada tahapan pengembangan yang selanjutnya, fase ini menjadi sangat penting. Karena pada fase inilah tahapan kepribadian anak akan beralih pada alat kelamin, artinya alat kelamin dalam tahapan fase pertumbuhan ini adalah bagian organ yang dianggap sangat penting.

Perkembangan yang terpenting dari fase ini yaitu timbulnya oedipus complex (ketertarikan kepada orang tua yang berlawanan jenis dan akan berlaku sebaliknya) yang diikuti dengan fenomena castration anxiey pada laki-laki dan penis envy pada perempuan. Dengan kata lain jika pada anak laki-laki akan lebih condong pada ibunya dan anak perempuan akan lebih condong pada ayahnya, meskipun pada anak perempuan biasanya dalam penunjukan tanda-tanda tidak sevulgar yang ditunjukan anak laki-laki. Karena pada anak perempuan biasanya lebih memiliki proses peredaan dan mampu mengidentifikasikan untuk kembali pada ibunya.

Meskipun demikian, dalam jangka panjang kedepan ketika anak berubah menjadi pribadi yang dewasa tahapan di fase ini juga bisa mempengaruhi terhadap pemilihan pasangan, bisa menyukai pasangan yang lebih tua ataupun sebaliknya.

  • Fase Genital (Usia diatas 12 tahun)
Fase ini dimulai dengan perubahan biokimia dan fisiologi dalam diri remaja. Sistem endokrin memproduksi hormon-hormon yang memicu pertumbuhan tanda-tanda seksua; skunder (suara, rambut, buah dada dan lain sebagainya), serta tanda seksual primer yang biasanya di tandai dengan pengalihan obek diluar seperti: beradaptasi dalam kegiatan kelompok, menyiapkan karir, cinta lawan jenis, perkawinan, keluarga dan lain sebagainya.

Fase genital berlanjut sampai orang tutup usia, dimana puncak perkembangan seksual dicapai ketika orang dewasa mengalami kemasakan kepribadian. Hal ini ditandai dengan kematangan tanggung jawab seksual sekaligus tanggung jawab sosial, mengalami kepuasan melalui hubungan cinta heteroseksual tanpa diikuti dengan perasaan bersalah.

Pemuasan inpuls libido melalui hubungan seksual memungkinkan kontrol fisiologis terhadap inpuls genital, sehingga akan dapat membebaskan banyak energi psikis yang semula dipakai untuk mengontrol libido, merepres perasaan bersalah, dan dalam konflik diri. Energi itu kemudian dipakai untuk menangani masalah-masalah kehidupan dewasa, seperti belajar bekerja, menunda kepuasan, menjadi lebih bertanggung jawab dan lain sebagainya.


Secara garis besar, tentu penulis berharap bahwa hal ini dapat menambah refrensi kawan-kawan para calon orang tua, juga para orang tua agar lebih memperhatikan hal-hal kecil yang biasa dilakukan oleh anak-anaknya. Jangan sampai melakukan kesalahan dalam mendidik dan mengarahkan anak menuju kedewasaan yang utuh, amati dan terus pantau perkembangannya. Meskipun kadang kita dibingungkan apakah hal yang dilakukan oleh anak merupakan sebuah kreatifitas atau hanya kenakalan semata.

Terimakasih, semoga apa dipaparkan penulis diatas dapat bermanfaat bagai para pembaca sekalian. Adapun segala gagasan yang tertera dalam Fase Pengembangan Kepribadian Manusia merupakan sebuah saduran dari Buku karya Susatyo Herlambang, yakni tentang "Personality Development".




2 comments:

  1. Sue ora update apa kang???
    mampir kang http://www.santri-indigo.com/

    ReplyDelete
  2. hee iya kie laah, alasan klasik... :)

    ReplyDelete