Belajar Menulis, dokumentasi pemikiran perjalanan hidup.

16 October 2011

Lapar


perut yang terpekik
meronta takjub
menganga pasrah
tanpa harapan
tiada kepastian

dalam penghambaan
asa mulai berisyarat
berbaring tanpa ucap pasti untuk dikatakan kuat
nurani terus berteriak geram
namun raga tertahan dalam peraduan lemah

pandangan kabur dalam kekosongan
tertuju pada hal yang tiada tujuan
bagaimana tidak!!
bahkan nyaring suara koin rupiah
tak lagi bersuara dibalik lubang hitam

lapar!!!
teriakan percuma dalam pembaringan
tanpa kawan
tiada siapa pun disampingnya

"makan lah"
sayang, itu hanya suara-suara angkuh dalam pertahanannya
melirik pelit
lalu berbalik setelah meludah

"dasar miskin"

kata menimpa jiwa
dengan iringan bukit bebatuan
geram!!
tersayat!!

kesal tiada tandiangan
namun lemahnya raga
memicu akal dalam perputaran fikir
kesadaran yang benar-benar aneh

saat logika mengamini
"dasar miskin"
itu lah sebuah kenyataan

geram itu pudar
kesal pun menunduk malu

pengartian siapa
pertanyaan siapa

"dasar miskin"
selalu kata itu yang terngiang
selalu kata itu yang terbayang

hingga ajal menyapa
malaikat pun bergeleng
menjalankan tugas pengambilan nyawa

akibat 'lapar'
malaikat pun bergeleng
menjalankan tugasnya mencabut nyawa

lapar!!







september akhir, sebagai awalan dalam 60 hari menulis puisi 
dalam toples lembaran lama tetesan tinta

0 komentar:

Post a Comment