Belajar Menulis, dokumentasi pemikiran perjalanan hidup.

24 October 2011

Ramadhan


Ramadhan
kau menuntunku pada harapan
mengembalikan fitroh jiwa dalam peraduan akhir
sebelum hari fitri terbingkai setelahmu

Ramadhan
malam mu sorak sorai berjuta pahala
berisyarat surga untuk manusia
mengajarkan aktivitas bertajuk ibadah

saat bintang gemintang
melintasi awan pekatnya malam
dan bulan masih sibuk mempersiapkan
sebelum kesempurnaan purnama
seruan Firman Tuhan
berkumandang saling sahut
dalam setiap sudut hidup
untuk menyambutmu
Ramadhan

kau selalu dinanti dan ditunggu
dalam jiwa-jiwa yang terbingkai iman
saat kini kau menyapa
air mata sendu tertumpah ruah
tertanda syukur luar biasa
sebab usia, siapa yang tahu.

Ramadhan
dalam cerita mu bergumam harapan banyak umat
kembali dalam jiwa yang suci
selayaknya si mungil bayi
seperti apa yang engkau janjikan

sebelum hari kemenangan menyapa dengan isyarat maaf
untuk mengembalikan jiwa
bak kertas putih yang polos
tanpa bercak, tanpa noda suatu apa pun








september akhir, sebagai awalan dalam 60 hari menulis puisi 
dalam toples lembaran lama tetesan tinta

0 komentar:

Post a Comment