Belajar Menulis, dokumentasi pemikiran perjalanan hidup.

14 October 2011

Untukmu Yang Pantas di Sapa 'Wahai'


engkau yang pantas disapa wahai
engkau yang tegas menyapa wahai

tahukah engkau
disini ada berderet cerita kebosanan
disini bertumpuk kertas lusuh
cerita kemunafikan
menggunung tinggi ucap kebohongan

engkau yang pantas disapa wahai
singgahlah...
sapalah...

sapa dengan gumammu yang menguatkan
dengan ucapmu yang memotivasi tegar

wahai...
datanglah...
entah dalam wujud apa
engkau menjelma
entah dalam bahasa apa ucapmu menyapa

untukmu yang pantas disapa wahai
untukmu yang tegas menyapa wahai

datanglah...
singgahlah...
disini, diruang pengap kemunafikan
jiwa ini sudah begitu menggigil
pilu pada raba kebenaran
tersayat pada ucap kebohongan

wahai...
disini, hanya tersisa nafas terengah-engah
kemunafikan dalam desahan perih
ada teriakan dalam bisu
dan ucap protes dalam kebungkaman

engkau yang pantas disapa wahai
engkau yang tegas menyapa wahai

ajarkan faham mu
mengusir kemunafikan
salurkan kebiasaanmu bergumam apa adanya

wahai...
datanglah...
dekaplah jiwa-jiwa ini dibalik kepakan sayapmu
bawalah menuju hidup pada bilik kejujuran

untuk engkau...
engkau yang pantas disapa wahai
dan engkau yang tegas menyapa wahai

datanglah...
obati kerinduan ini
dengan ucapmu dalam kehidupan saling menghargai
dengan gumammu membuang kemunafikan







september akhir, sebagai awalan dalam 60 hari menulis puisi 
dalam toples lembaran lama tetesan tinta

0 komentar:

Post a Comment