engkau yang pantas disapa wahai
engkau yang tegas menyapa wahai
tahukah engkau
disini ada berderet cerita kebosanan
disini bertumpuk kertas lusuh
cerita kemunafikan
menggunung tinggi ucap kebohongan
engkau yang pantas disapa wahai
singgahlah...
sapalah...
sapa dengan gumammu yang menguatkan
dengan ucapmu yang memotivasi tegar
wahai...
datanglah...
entah dalam wujud apa
engkau menjelma
entah dalam bahasa apa ucapmu menyapa
untukmu yang pantas disapa wahai
untukmu yang tegas menyapa wahai
datanglah...
singgahlah...
disini, diruang pengap kemunafikan
jiwa ini sudah begitu menggigil
pilu pada raba kebenaran
tersayat pada ucap kebohongan
wahai...
disini, hanya tersisa nafas terengah-engah
kemunafikan dalam desahan perih
ada teriakan dalam bisu
dan ucap protes dalam kebungkaman
engkau yang pantas disapa wahai
engkau yang tegas menyapa wahai
ajarkan faham mu
mengusir kemunafikan
salurkan kebiasaanmu bergumam apa adanya
wahai...
datanglah...
dekaplah jiwa-jiwa ini dibalik kepakan sayapmu
bawalah menuju hidup pada bilik kejujuran
untuk engkau...
engkau yang pantas disapa wahai
dan engkau yang tegas menyapa wahai
datanglah...
obati kerinduan ini
dengan ucapmu dalam kehidupan saling menghargai
dengan gumammu membuang kemunafikan
engkau yang tegas menyapa wahai
tahukah engkau
disini ada berderet cerita kebosanan
disini bertumpuk kertas lusuh
cerita kemunafikan
menggunung tinggi ucap kebohongan
engkau yang pantas disapa wahai
singgahlah...
sapalah...
sapa dengan gumammu yang menguatkan
dengan ucapmu yang memotivasi tegar
wahai...
datanglah...
entah dalam wujud apa
engkau menjelma
entah dalam bahasa apa ucapmu menyapa
untukmu yang pantas disapa wahai
untukmu yang tegas menyapa wahai
datanglah...
singgahlah...
disini, diruang pengap kemunafikan
jiwa ini sudah begitu menggigil
pilu pada raba kebenaran
tersayat pada ucap kebohongan
wahai...
disini, hanya tersisa nafas terengah-engah
kemunafikan dalam desahan perih
ada teriakan dalam bisu
dan ucap protes dalam kebungkaman
engkau yang pantas disapa wahai
engkau yang tegas menyapa wahai
ajarkan faham mu
mengusir kemunafikan
salurkan kebiasaanmu bergumam apa adanya
wahai...
datanglah...
dekaplah jiwa-jiwa ini dibalik kepakan sayapmu
bawalah menuju hidup pada bilik kejujuran
untuk engkau...
engkau yang pantas disapa wahai
dan engkau yang tegas menyapa wahai
datanglah...
obati kerinduan ini
dengan ucapmu dalam kehidupan saling menghargai
dengan gumammu membuang kemunafikan
september akhir, sebagai awalan dalam 60 hari menulis puisi
dalam toples lembaran lama tetesan tinta
0 komentar:
Post a Comment