Belajar Menulis, dokumentasi pemikiran perjalanan hidup.

13 October 2011

Bocah Perempatan Merah


bocah...
tapakmu tanpa alas
mencumbu aspal diantara terik
tanpa binar cahaya harapan dalam pandangmu
hanya asa yang tersirat
karena compang-campingnya kehidupan
menyudutkan harapanmu
uantuk kau gadai



tak ada mainan
tanpa bermain
tak ada tas sekolah
tanpa pendidikan

bocah...
gelandangan adalah gelar untukmu
kekejaman yang memberimu itu
tanpa ada sapa peduli
apakah kau nyaman dengan gelarmu

bocah...
tapakmu tanpa alas
mencumbu aspal diantara terik
sebagian mereka akan menggrutu menyesalkan
saat merah menunjuk perempatan
sedang buatmu
itulah saatnya menjulurkan tangan pada para dermawan
mengharap kreasimu dapat dihargai
meskipun hanya dengan koin seratus rupiah
dan tak jarang
kreasi kringatmu hanya dihargai
dengan lambaian tangan sombong
bertajuk enggan

bocah...
tapakmu tanpa alas
mencumbu aspal diantara terik

tak ada mainan
tanpa bermain
tak ada buku
tanpa guru yang membimbing

sapamu bergumam ramah
dalam petikan gitar
berucap protes dalam lirik lagumu yang asal
serak!!
fals!!
tidak peduli

bocah...
tapakmu tanpa alas
mencumbu aspal diantara terik
berlari menyusuri celah kemacetan
saat merah menunjuk perempatan

bocah...
disana
kau taruh harapan dalam asa
kau kais receh dianra kesombongan pengendara

tak ada mainan
tanpa bermain
tak ada sepatu
tanpa tatih seorang ibu







september akhir, sebagai awalan dalam 60 hari menulis puisi 
dalam toples lembaran lama tetesan tinta

0 komentar:

Post a Comment