saat itu, aku masih terpejam lugu
keasrian semesta baru ku kenal lewat cerita
ayah dan ibu
namun aku suka, aku senang
disana, aku mengenal harapan
disana, aku mengerti mimpi-mimpi
tapi sayang, saat itu aku benar-benar masih
terpejam
bahkan badanku masih lemah dipangkuan seorang
ibu
aku senang saat ibu sedang berkisah tentang
embun pagi diujung daun ketapang
aku senang saat ayah berkisah tentang birunya
laut dengan ikan-ikan yang tersangkut di jalanya
aku senang saat kakek bercerita tentang
kegagahannya menusuk kolonial dengan runcingnya bambu belakang rumah
dan aku sangat senang saat nenek bercerita
tentang jalan-jalan kecil persawahan sejuk dengan hijaunya rerumputan
tapi kini,
kini aku tidak senang dengan semua kibulan
orang-orang dusta
aku marah dalam kebencian mendendam
aku benci dalam kekalapan emosi
yah, aku benci manusia-manusia pendusta yang
suka inkari janjinya
yang sudah memberangus semua kenangan indah
cerita ibuku tentang embun
kisah ayahku tentang lautan dan ikan-ikan
sejarah kakek ku yang pahlawan dengan
kegagahannya
juga kesaksian nenek ku tentang keasrian
semesta
semua itu hilang dari pandangan seorang aku
yang sekarang mengenal kebencian
tiada lagi embun di ujung daun ketapang seperti
kata ibu
tiada lagi lautan biru dan ikan-ikan yang
menyangkut di jala seperti cerita ayahku
tiada lagi pahlawan yang berani seperti kisah
kakek ku
bahkan tiada lagi keasrian persawahan seperti
kesaksian nenek ku
semua hilang sirna menjelma bangunan-bangunan
megah yang angkuh
biru telah keruh menjelma bongkahan-bongkahan
kapal yang mengeruk tambang
keasrian telah pudar menjelma polusi-polusi
pabrik bangsa tetangga juga di pangkas kerakusan manusia-manusia pengobral
janji
kegagahan pahlawan telah menjelma kepentingan
kekuasaan semata
lalu, harus kemana ku sandarkan kebencianku ini
ibu ku??
dia terlalu mulia untuk ku benci
ayahku??
dia terlalu jujur dengan jalanya yang
mulai robek
kakek ku??
dia terlalu baik sekedar untuk
dikatakan pahlawan
nenek ku??
dia terlalu banyak mengajari ku arti
persahabatan dengan semesta
bukan..!!
bukan mereka...!!
tak seharusnya ku sandarkan kebencian pada
mereka yang membimbingku mengenal keasrian semesta
lalu..??
sudikah kalian ku benci dengan segenap amarah
dendam ku
sudikah kalian untuk itu??
jika berberat hati untuk ku benci, kemari lah
jabat dan rengkuhlah tangan kotor ku ini
mari kita jalin persahabatan dengan semesta
juga dengan siapa pun yang sudi bersahabat
dengan mereka yang terdzalimi keangkuhan manusia bejat
aku, bersama mu semesta raya
sahabatku juga sahabat mu.
di
penghujung malam, dalam ilusi berfikir tentang puncak pegunungan 15 Juni 2012
0 komentar:
Post a Comment