Belajar Menulis, dokumentasi pemikiran perjalanan hidup.

18 November 2014

Isi Kepala: Antara Judul Buku dan Merk Produk

Entahlah, barangkali dalam kisaran hitungan detik kepala kita dijejali
beragam produk. Jangan tanyakan produk apa, karena kepalaku bahkan
hampir tak dapat menyebutkan satu per satu produk itu. Bukan apa-apa,
kepala yang hanya sebesar bola ini barangkali terlalu kecil untuk
menghafal dan menyimpan nama-nama produk itu. Belum lagi persoalan
hidup, bukankah kamu sepakat kita juga musti menyusun keluhan-keluhan
agar terlihat seperti orang intelek saat kita twitkan atau sekedar
buat status BBM.

Nah, aku bahkan tidak mampu menerka-nerka berapa banyak daftar buku
yang sudah dipatenkan dikepala. Jika judul saja aku tidak
mengingatnya, maka jangan sekali-sekali kamu tanyakan isi dari sebuah
buku. Karena seperti di awal ku katakan, kepala ini terlampau penuh
oleh beraneka produk yang di jajakan di berbagai model pasar bebas.
Terlebih begitu banyaknya marketing yang aduhai kreatif betul dalam
mengemas review suatu produk. Tidak tanggung-tanggung, berbagai jargon
didaur ulang menjadi sebuah kepastian bahwa kita memang harus memiliki
suatu produk tersebut.

Tentu saja aku tidak menyalahkan pihak marketing/ sales suatu produk
yang kreatif itu. Bukankah mereka juga berangkat dari asas kebutuhan
untuk menjalani hidup?? Dan dengan begitulah mereka (sales) terbebas
dari kutukan paling mengerikan dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu
"pengangguran". Disisi lain tentu saja mereka itu lebih beruntung dari
sebagian makhluk korban PeHaKa atau penggusuran.

Kembali pada pembahasan awal, kepalaku yang begitu penuh oleh berbagai
macam produk. Entahlah, semoga itu tidak terjadi dikepalamu. Nah,
apakah dengan ini kemudian kamu akan menilaiku sebagai seorang yang
radikal? Biarlah, tak mengapa pandangan itu jika nantinya akan aku
sandang. Selagi tidak terkena kutukan yang mengerikan sebagai
pengangguran saja. Atau sebaliknya, aku justru akan dituduh sebagai
makhluk yang terlalu konvensional? Terserah kamu saja, pembaca.

Pertanyaan yang musti kita jawab bersama ditengah-tengah peradaban
produk saat ini yaitu: "berapa perbandingan daya simpan memori kepala
kita terhadap jumlah produk tiap harinya dengan jumlah buku yang kita
baca". Jangan dulu menghakimi aku sebagai orang sok tahu, disitu aku
menggunakan kata 'kita' yang artinya bukan hanya ditunjukan kepadamu,
melainkan juga ditunjukan kepadaku. Yah, ini adalah tantangan besar
kita di era digital dengan seabrek produk hiburan dan lain sebagainya.
Bagaimana kita menjadi makhluk yang tahan badai dan bisa memilah
penempatan nama produk dan pengetahuan dikepala kita.

Karena pengetahuan itu terlalu luas cakupannya, maka aku
spesifikasikan menjadi buku. So, mari itung-itungan setiap harinya.
Mana yang lebih banyak masuk dan kemudian tersimpan rapih dikepala
kita. Apakah nama-nama produk yang update atau daftar nama buku yang
siap untuk dilahap dan dihabiskan membacanya. Selamat bertugas.

Jogjanesia, dua ribu ampat belas.

0 komentar:

Post a Comment