Belajar Menulis, dokumentasi pemikiran perjalanan hidup.

15 June 2010

siapa penguasa sesungguhnya

diatas langit masih ada langit
mungkin kalimat ini harus selalu dipampang dalam setiap sudut kehidupan para manusia, agar senantiasa ingat bahwa diatas kekuasaan masih ada kekuasaan yang lebih Maha dari segala Maha. jadi, manusia akan selalu ingat bahwa apa yang dimiliki sekarang hanyalah sebuah titipan dari sang Maha, dan menyadari bahwa didunia tidaklah kekal, semua sangatlah sebentar. jika semua manusia yang ada didunia ini mampu mencerna segala sesuatunya tentang kekuasaan yang dimilikinya hanyalah sebuah titipan dan amanah yang harus diemban dengan penuh tanggung jawab serta konsekuen atas resiko yang ada, maka ketentraman pasti lah akan menjadi sebuah hal yang mudah untuk diwujudkan, baik dalam kelompok kecil (masyarakat) ataupun kelompok besar (negara). dan tentu untuk menciptakan kesadaran seperti itu sangatlah sulit, jika orang-orang yang sudah memiliki kekuasaan masih belum bisa untuk diajak kerjasama dalam menciptakan ketentraman. dalam kenyataannya pun sekarang banyak kekuasaan yang telah disalah gunakan, bukan lagi untuk mengayomi melainkan untuk memperbudak yang seharusnya diayomi oleh kekuasaannya itu. jika sudah begini, akankah tercipta sebuah kedamaian, ketentraman dalam kehidupan bersama, sangat mustahil itu semua terjadi jika kekuasaan masih diselimuti iblis-iblis dari golongan kita sendiri, yakni para penguasa. maka jangan disalahkan juga jika benyak golongan-golongan pemberontak yang merasa harus memperjuangkan yang menjadi hak mereka, karena telah dirampas oleh golongan yang seharusnya mengayomi kehidupan mereka dengan penuh kedamaian. namun, lagi-lagi sekelompok yang sebenarnya hanya menginginkan hak-hak mereka ini dianggap sebagai tukang rusuh, atau tukang bikin onar yang mengancam ketentraman kehidupan bangsa. al-hasil seringnya terjadi pertumpahan darah antara rakyat dengan pihak-pihak keamanan. jika sudah begini maka yang terjadi selanjutnya bukanlah sebuah ketentraman ataupun kedamaian, melainkan kerusakan, perselisihan, serta saling bunuh satu sama lain. inikah yang sebenarnya diinginkan oleh para penguasa, para pengayom masyarakat semua. tentu bukan hal seperti itu yang diinginkan, kata ini lah yang akan muncul dari para penguasa.

lantas apakah setiap tuntutan harus ditanggapi dengan desiran puluru yang membuat detak jantung berhenti???hingga bangsa ini dipenuhi mayat-mayat disetiap ruas jalan sambil meneteskan air mata, karena mati tertembak peluru nyasar ataupun yang disasarkan. siapa yang akan bertanggung jawab jika kejadian ini terulang???tidak ada, semua lepas tangan dan saling lempar. karena semua takut dengan timah panas yang mereka buat sendiri.

sedangkan masyarakat masih jauh lebih menakutkan dibanding timah panas tersebut, terbukti dengan algojo-algojo yang mereka sewa untuk mengamankan dirinya, padahal dari rakyatnya sendiri. karenanya mereka menggunakan para pengawal yang ekstra ketat untuknya dan kekuasaannya, dan pada akhirnya hanya untuk memperbudak rakyatnya denngan kebijakan-kebijakan yang menyekik leher serta menusuk tepat pada jantung.

0 komentar:

Post a Comment