Kesabaran merupakan sebuah kegiatan atau aktivitas reaksi manusia dalam merespon sesuatu, lebih tepatnya kesabaran merupakan sebuah controling sikap manusia dalam bertindak ataupun merespon suatu tindakan.
Namun dalam pandangan masyarakat, banyak yang menganggap bahwa kesabaran itu identik dengan mengalah. Menerima kekalahan dengan lapang dada memang dianjurkan dalam ajaran agama, namun bukan untuk mengalah tanpa alasan yang kuat dan jelas. Bukan mengalah tanpa mengetahui sama apa yang sedang terjadi, dan seberapa besar manfaatnya dengan mengalah atas itu semua. Bukan hanya berdalih dengan kesabaran, namun sebenarnya tidak mengetahui inti dari permasalahannya.
Lantas bagaimana dengan konsep sabar yang ditawarkan oleh agama, bahwa orang-orang sabar itu dekat dengan Tuhan. Bahwa saat permasalahan-permasalahan hadir ditengah-tengah kehidupan kita disuruh untuk tetap sabar, niscaya Tuhan bersama orang-orang yang sabar. Tentu itu merupakan sebuah konsep yang bagus, tetapi ada yang harus digaris bawahi, bahwa bukan hanya kata-kata sabar, sabar, dan sabar untuk menghadapi sebuah permasalahan, tanpa ada usaha yang bersungguh-sungguh untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
Jika sudah demikian, maka terlihat jelas bahwa sabar itu bukan mengalah dengan permasalahan yang ada, tetapi menghadapi setiap permasalahan dengan besar hati dan lapang dada tanpa mengeluh serta menanyakan keberadaan Tuhan ditengah-tengah umatnya. Jika manusia mampu menciptakan sebuah respon positif terhadap permasalahan-permasalahan, maka bukan keluh yang akan terlahir melainkan sebuah ketulusan do’a, untuk menopang segala usaha mereka dalam pencapaian hasil yang maksimal.
Disini lah kesabaran itu diterapkan, yakni sebagai agen controling dalam setiap kesungguhan usaha serta respon positif dalam menanggapi permasalahan yang ada. Jadi kesabaran itu ada diantara usaha dan do’a, bukan ada disaat akhir atau kegagalan yang sebenarnya membutuhkan semangat baru dan motivasi kuat. Intinya bahwa kesabaran itu ada bukan untuk mengalah pada permasalahan, tetapi untuk menghasilkan penyesaian atas permasalahan yang ada.
Namun dalam pandangan masyarakat, banyak yang menganggap bahwa kesabaran itu identik dengan mengalah. Menerima kekalahan dengan lapang dada memang dianjurkan dalam ajaran agama, namun bukan untuk mengalah tanpa alasan yang kuat dan jelas. Bukan mengalah tanpa mengetahui sama apa yang sedang terjadi, dan seberapa besar manfaatnya dengan mengalah atas itu semua. Bukan hanya berdalih dengan kesabaran, namun sebenarnya tidak mengetahui inti dari permasalahannya.
Lantas bagaimana dengan konsep sabar yang ditawarkan oleh agama, bahwa orang-orang sabar itu dekat dengan Tuhan. Bahwa saat permasalahan-permasalahan hadir ditengah-tengah kehidupan kita disuruh untuk tetap sabar, niscaya Tuhan bersama orang-orang yang sabar. Tentu itu merupakan sebuah konsep yang bagus, tetapi ada yang harus digaris bawahi, bahwa bukan hanya kata-kata sabar, sabar, dan sabar untuk menghadapi sebuah permasalahan, tanpa ada usaha yang bersungguh-sungguh untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
Jika sudah demikian, maka terlihat jelas bahwa sabar itu bukan mengalah dengan permasalahan yang ada, tetapi menghadapi setiap permasalahan dengan besar hati dan lapang dada tanpa mengeluh serta menanyakan keberadaan Tuhan ditengah-tengah umatnya. Jika manusia mampu menciptakan sebuah respon positif terhadap permasalahan-permasalahan, maka bukan keluh yang akan terlahir melainkan sebuah ketulusan do’a, untuk menopang segala usaha mereka dalam pencapaian hasil yang maksimal.
Disini lah kesabaran itu diterapkan, yakni sebagai agen controling dalam setiap kesungguhan usaha serta respon positif dalam menanggapi permasalahan yang ada. Jadi kesabaran itu ada diantara usaha dan do’a, bukan ada disaat akhir atau kegagalan yang sebenarnya membutuhkan semangat baru dan motivasi kuat. Intinya bahwa kesabaran itu ada bukan untuk mengalah pada permasalahan, tetapi untuk menghasilkan penyesaian atas permasalahan yang ada.
0 komentar:
Post a Comment