Belajar Menulis, dokumentasi pemikiran perjalanan hidup.

16 September 2011

Ketidak Fahamanku














dengan telanjang kaki
menahan panas terik matahari
perjuangan bocah dalam meraup sesuap nasi
hanya kepolosan yang tampak
dari wajah kumuhnya
dengan bermodal belas kasih dari para dermawan
ia bertahan diantara kejamnya dunia jalanan
semangatnya ta’ pernah pudar oleh letih
meskipun hak bermainnya dirampas oleh ketidak adilan
serta kucuran keringat yang dipaksa demi recehan
meski seratus rupiah terlihat kegembiraan darinya



Tuhan. . .
Tunjukan kuasaMu, , ,
Jika Engkau beri hamba kesempatan menyaksikan ini semua
Maka beri juga hamba kemampuan untuk bergerak
Engkau beri hamba hati serta akal. . .
Sedang hatiku berontak, serta akalkupun meronta, , ,
Hingga dalam benak ku bertanya . . .
Apa arti ini semua????????
Inikah keindahan dalam perbedaan??



Antara seratus rupiah dengan milyaran rupiah
dibalik lemari besi penguasa
Inikah keindahan dalam perbedaan??
Antara kolong jembatan dengan apartemen pejabat
yang kian menggapai langit. . .
Inikah perbedaan yang katanya indah??



antara yang didzalimi dengan yang mendzalimi. . .
ini semua kah keindahan yang sering menggema ditelinga
atau aku yang belum faham akan keindahan perbedaan. . .
hingga memunculkan multi tafsir dalam benakku. . .
tentang ini semua

mataku hanyalah menyaksikan
sedang hatiku hanyalah merasakan
pahitnya kehidupan jalanan
dan kupertanyakan pada langit
dimana keindahan atas perbedaan
jika keduanya enggan buat saling tanting



telingaku sudah terlalu risih
untuk mendengar keindahan itu
sedang semua ingin berkuasa
saat melangkahpun saling serimpung
mendahului
ini bukan keluhku
namun ini hanyalah tanyaku
atas ketidak fahamanku

jika memang indah kebenarannya
kenapa selalu darah bertumpah
dalam peyelesaian masalah
dan jika memang indah yang dibetulkan
kenapa tempat tinggalku
selalu terkena penggusuran
inikah keindahan itu
keindahan diantara perbedaan




september akhir, sebagai awalan dalam 60 hari menulis puisi
dalam toples lembaran lama tetesan tinta

0 komentar:

Post a Comment