Belajar Menulis, dokumentasi pemikiran perjalanan hidup.

18 September 2011

Sajak Itu


berabtraksi dengan haluan
memboyong sebuah harapan pada tujuan
serta menempatkan makna pengartian dan definisi
sedang definisi belum mampu buatku memaknai
semua masih sama dengan penantian
semua masih bisa membuatku
mengatakan iya atau tidak



disisi lain tak ku dapati pintu bahagia
tak ku temukan kunci keindahan
pertahanan menjadi pilihan
dengan resiko yang menyayat
penuh akibat meskipun harus fatal
karena konsep cinta
menguatkan dalam sudut dimensi lain
mengisi kekosongan-kekosongan
dengan sajak kala itu


detik demi detik tak menjadi penghalang
untukku menuai kerinduan
karena faktapun berkata belum
ketika pertanyaan memerlukan jawab
dan sederhana mungkin mati dalam dirimu
termakan zaman dengan banyak suguhan


merombak kelembutan menjadi amarah
dalam jiwa yang tersakiti
kini arahpun tak tentu ku dapati
dalam persepsi hidupmu
karena esensi kehidupan dinafikan adanya
tergantikan dengan pencarian kesempurnaan


tak ada lagi cinta
tak nampak lagi rindu
dalam pandangan penuh dendam
tanpa pandang siapa arah tujuan
dan kemana akan ditujukan
rasa itu telah butakan
rasa itu telah matikan
mata dan nurani


hanya dendam yang tumbuh
dengan ranring-ranting penyesalan
tuk ungkapan kata benci
tuk isyaratkan sajak itu
sajak dendam menyakiti






september akhir, sebagai awalan dalam 60 hari menulis puisi
dalam toples lembaran lama tetesan tinta

0 komentar:

Post a Comment