Belajar Menulis, dokumentasi pemikiran perjalanan hidup.

27 September 2011

Sajak Sunyi


kala sunyi menyapa
apa kata yg akan terucap untuk menegurnya??
sedang ia hadir dengan kebisuan
entah dengan makna seperti apa
hanya saja ia tak sendiri

dengan berkawan sepi dan dingin ia hadir menjelma
dan aku. . .??
hanya si beku yang mulai kaku menggigil

menghisap tembakau tanpa rasa nikmat
menghadap gelap dengan mata berkaca
berangsur cair menjadi butiran yang meleleh

tidak!!!!
jiwa ini masih cukup kuat untuk membusungkan dada
bernafas normal seperti halnya orang ceria
syukurlah. . .
terpa angin membendung butiran yang meleleh untuk mengalir basah
dan mampu menggerakan bibir untuk bergumam "aku cukup berani melawan sepi"

namun dibalik dada yang membusung ada juga gumam
"aku bosan dalam kesunyian yang dingin dan aku lelah berpura-pura"
namun aku juga belum mampu menemukan kata-kata sapa
tuk menyambut sunyi dengan tawa tanpa pura-pura
terlebih menghakimi bahwa ini bentuk ceria
dengan berkata "aku tak apa-apa"


karena itu wujud dusta dalam kemunafikan
melangkah maju tuk keluar juga bukan hal mudah
tuk meninggalkan sunyi dan sepi
sedang keduanya terus mengikuti kemana langkah menjajaki

bahkan diantara yang wajarnya disebut ramai
padahal tak ada kompromi disini
terutama dengan yang disebut putus asa
karena Tuhan membenci hal itu



namun rasa takut itu pun tak mampu mengajariku
kata sapa untuk sunyi yang kian sepi ini
serta membeku dalam dingin
tanpa kata. . .
tuk menyapa. . .
hanya kebisuan dalam kepura-puraan ceria







september akhir, sebagai awalan dalam 60 hari menulis puisi 
dalam toples lembaran lama tetesan tinta

0 komentar:

Post a Comment