gelap tanpa pancaran cahaya
sunyi tiada gemercik yang meriuhkan
merasa sendiri tak berkawan
atas kekecewaan yang terus terulang
deskripsi yang selalu bertahtakan munafik
berlagak benar dibalik topeng muslihat
siapa sebenarnya engkau
hingga tak ku kenali raut wajahmu
mata yang buta atau hanya berpura-pura buta
melihat namun berpaling
memandang tapi enggan pedulikan
cuek, masa bodo!!!
penting perutmu kenyang
hasyratmu tersampaikan untuk menguasai
bermain spekulasi dengan gaya heroik
dan hanya berujung perluasan kepentingan
hisap, hisap, dan hisap
madu yang tak seberapa aku peroleh
dan kembali dicampakan
namun aneh. . .
hasyratmu tersampaikan untuk menguasai
bermain spekulasi dengan gaya heroik
dan hanya berujung perluasan kepentingan
hisap, hisap, dan hisap
madu yang tak seberapa aku peroleh
dan kembali dicampakan
namun aneh. . .
selalu aku yang salah
pasti kau yang memenangkan
tertawa lantang menatap sinis
meringis bengis menyombongkan diri
dan aku. . .
berkawan alam yang terdzalimi
bertahan dengan compang campingnya kehidupan
menatap harap pada langit
menunduk tragis pada bumi
pasti kau yang memenangkan
tertawa lantang menatap sinis
meringis bengis menyombongkan diri
dan aku. . .
berkawan alam yang terdzalimi
bertahan dengan compang campingnya kehidupan
menatap harap pada langit
menunduk tragis pada bumi
hingga aku tertawa lantang bahagia
melihatmu runtuh termakan semesta
dan mati terbunuh alam yang kau hisap tanpa belas
aku puas, bangga, dan amat bahagia
karena akhirnya kau mati dibalik sombongmu
melihatmu runtuh termakan semesta
dan mati terbunuh alam yang kau hisap tanpa belas
aku puas, bangga, dan amat bahagia
karena akhirnya kau mati dibalik sombongmu
september akhir, sebagai awalan dalam 60 hari menulis puisi
dalam toples lembaran lama tetesan tinta
0 komentar:
Post a Comment