Belajar Menulis, dokumentasi pemikiran perjalanan hidup.

22 October 2011

Ayah


kucuran keringat mu
adalah penghidupan untuk ku
untuk ibu ku
untuk abang ku
teruntuk semua keluargamu

meski jejakmu mulai pudar karena usia
namun semangatmu
menggelora mekar
menggelegar dalam gerak mu

seperti apapun situasi
selayaknya lebah
gerakmu terus tercipta
menghisap kelopak
menjadikannya madu untukku

ayah
kau lah pahlawan
kau lah sosok perkasa

tersenyum
merupakan kebiasaanmu
menyapa ibu
menatihku dan abang-abang ku

kau lah pria luar biasa
dalam setiap cerita hari
mentari pun kau tantang
atas kemunculannya dengan aktivitasmu

keringatmu sudah mengucur
saat mentari masih bersembunyi
saat mentari masih malas
berselimut kabut dibalik bukit

ayah
meski jejakmu mulai pudar
karena usia yang menyapa lanjut
rambutmu tak lagi hitam
memudar
menjelma menjadi putih
bahkan otot lenganmu
begitu jelas nampak
berisyarat letih mu

namun semangatmu
tak kenal itu semua

kau lah sosok perkasa
sederhana
panutan
tuntunanku, ibuku, dan abang-abang ku
kau lah seorang ayah
kau lah nahkoda kapal keluarga mu
seorang lelaki tua
pahlawan sesungguhnya

kau lah lelaki itu
yang ku ceritakan dalam goresan tinta kagum
saat kunang-kunang berbinar jingga
mendekap bintang

saat lebah berbuah madu
dalam mendekap mawar
kau lah
sosok lelaki hebat yang ku punya
kau lah seorang
yang ku goreskan dalam aksara kagum

kau lah ayahku
suami ibu ku
nahkoda kapal keluargamu








september akhir, sebagai awalan dalam 60 hari menulis puisi 
dalam toples lembaran lama tetesan tinta

0 komentar:

Post a Comment