Belajar Menulis, dokumentasi pemikiran perjalanan hidup.

20 October 2011

Maafkanlah


saat kemarin harapan menyapa
mampu menebar senyuman
dibalik asa prihatin
berfikir dan terbayang
kini akan lebih baik
kini akan ada banyak hal yang beda

namun saat waktu mengeja kini
menuju harapan yang sempat menyapa
senyuman itu berubah tangis
pudar!!
tak ada harapan seperti saat kemarin
tanpa perubahan lebih baik
sama, dalam asa mencipta air mata

gejolak nadi
dalam aliran darah yang mendidih
geram!!

harapan hanya menganga
dibalik asa yang terjaga
tanpa menyapa dalam kini
tanpa mewujud dalam kepastian nyata

mungkin ini isyarat
dari sang pemilik segala dzat
atas sikap hati yang menghamba
namun prilaku
tak pernah menunjukan arti
sebagai hamba

Tuhan...
jika memang masih pantas aku bersimpuh
memohon maaf atas segala khilaf
maka
maafkanlah hambamu yang terlanjur dalam tercebur

tatihlah menuju daratan
bawalah menuju jalan yang Engkau Ridhoi
maafkanlah Tuhan...
atas prilaku dan tindak ku
atas ucap dan hatiku
maafkanlah...
Tuhan
maafkanlah aku yang terlanjur berdosa...








september akhir, sebagai awalan dalam 60 hari menulis puisi 
dalam toples lembaran lama tetesan tinta

0 komentar:

Post a Comment