Belajar Menulis, dokumentasi pemikiran perjalanan hidup.

08 October 2011

Cerita Sudut Malam


disini semua dimulai
disudut gelap pengharapan
sunyi dan sepi menceritakan sebuah kisah
tentang isak tangis kekejaman

terlihat kesedihan diantara simpuh
lunglai tanpa daya
meringkuk ketakutan
menggigil dingin tanpa selimut

hanya ada kebisuan disini
tiada sapa yang berkata
semua diam
semuang enggan bertutur

aku terus melangkah maju
menyusuri jalanan
dengan jutaan tanda tanya
siapa dia??
kenapa disini??
sendiri tanpa kawan

sempat aku terduduk dipelataran trotoar
menghela nafas dan merogoh kantong
hanya terdapat beberapa rupiah yang lusut
ku nyalakan sebatang rokok
kembali ku menatap kebelakang

hampir aku lompat dan berlari
kaget!!!
sungguh aku kaget
tiba-tiba dia disebelahku
menatap kosong tanpa pandangan

kemudian mendekat
menghimpit diamku dalam duduk
namun dia tetap membisu
hanya menyapa dengan tatapan

"kenapa belum pulang"
tanyaku memecah kebisuan
tapi ternyata aku salah
dia hanya menjawab dengan gelengan

kini aku kembali dikagetkan olehnya
saat tiba-tiba ia melompat dan berlari
aku makin terdiam bingung
memandangnya yang larut tertelan malam

nampak mobil berhenti didepanku
berisikan orang-orang seragam
dengan pentungan ditangannya
"apa tadi ada anak kecil disekitar sini"
salah satu dari mereka bertanya

aku masih bertahan dengan diam
dan akhirnya aku pun bergeleng
tanda mengatakan "tidak tahu"
akhirnya mereka pergi
meninggalkanku sendiri dengan sepi

"apa yang telah dilakukan anak itu"
dalam hati ku berbisik
cukup lama aku mananti
anak itu kembali muncul dan menjawab gumam hatiku

namun semua sama
dengan sepi dan sunyi
hingga fajar mulai menghampiri
anak itu masih bersembunyi
tanpa memberikan jawaban pada ku

"semoga semua baik-baik saja"
kata penenang ku ciptakan sendiri
sebagai do'a dalam gumam hatiku








september akhir, sebagai awalan dalam 60 hari menulis puisi 
dalam toples lembaran lama tetesan tinta

0 komentar:

Post a Comment