Belajar Menulis, dokumentasi pemikiran perjalanan hidup.

10 October 2011

Sajak Bisu


setitik terang dalam genggaman semesta
nampak sempurna dengan adanya gelap
aku sangat menyukai itu
indah dan setia menemani kesendirian
menyapaku dengan seruan cahaya

tak bosan selalu aku menunggu
kala malam kembali bercerita
gelap, sunyi, menyeramkan
tak ada lagi jika kemunculan
bulan dan bintang

seolah mengerti kegalauanku
seperti malam ini
aku sedang bergurau dengan mereka
saling bercerita dalam kebisuan
hanya ada isarat sapa
bergelayut diantara resah dan pilihan

namun mereka tetap tersenyum padaku
"jangan bersedih sobat, kami ada disampingmu"
begitu mereka berbisik
aku hanya termangu dalam pandangan
menikmati aroma coffe

"terima kasih kawan"
akhirnya terlahir kata dari bisuku
turut menyapa mereka dengan gemetar
sungguh aku bergetar
haru dan berujung senyum

"aneh"
hatiku kembali bergumam
bentuk respon mengalirnya air mata
ternyata aku menangis
entah karena apa

yang jelas bibirku tersenyum
kala mereka merengkuhku
mengusap lembut air mataku
lalu kembali pada nyata
mereka jauh diatas sana
berbinar dibalik kegelapan malam
mengucap salam
bulan dan bintang








september akhir, sebagai awalan dalam 60 hari menulis puisi 
dalam toples lembaran lama tetesan tinta

0 komentar:

Post a Comment