Belajar Menulis, dokumentasi pemikiran perjalanan hidup.

21 April 2012

Ku Titipkan Surat Ini Padamu, Danau

Kekasih, apa kau tahu aku benar-benar rindu padamu saat ini. Bahkan bermalam-malam kemarin lusa, aku menahan rasa ini hampir tercekik. Namun kasih, kau tak usah resah juga tak perlu risau. Sebab semua ini hanya akan menjadi rahasia ku dengan Tuhan.

Entah, aku pun tak mengerti tentang keinginanku yang tiba-tiba ini. Untuk menuliskan surat untuk mu, sekedar berbagi kisah rindu dalam bingkai kata dan sajak.
Kasih, masihkah kau ingat saat dulu pada waktu senja sedang berunjuk jingga kita duduk berdua menatap langit ujung kulon. Kau terus saja tersenyum menggoda, berkali-kali kau sanjung senja dengan kalimat "indah". Masih ingat saat itu kasih??dan tahukah kau, saat ini aku sedang berada di tempat itu. Persis di tempat kita duduk kala itu. Berharap aku dapat menemukan serpihan-serpihan kita untuk mengobati rasa rindu ku. Dan ku tulis kan surat ini.

Namun kasih, aku masih tak tahu apakah nanti bakal ada keberanian dariku untuk memberikan surat ini padamu. Biarlah, itu urusan nanti. Yang terpenting sekarang aku merasa begitu dekat dengan mu. Apa dulu sempat lupa kau tinggalkan cintamu disini kasih?? hingga kini aku merasa begini nyaman duduk di atas tanggul yang pernah menjadi saksi ikrar cinta kita.

Apa kau tahu kekasih??  awalnya aku hampir tak percaya dengan semua yang ku lihat disini. Telah banyak yang berubah dengan tempat yang dulu pernah menjadi favorit kita memadukan asmara. Kakek penjual es kelapa muda sudah tak terlihat, sudah banyak bangunan-bangunan baru disini. Mungkin kakek itu telah tergusur paksa.

Aku terus mencoba mencari serpihan-serpihan kisah kita disini kasih, barangkali masih ada yang tersisa untuk mengobati canduku merindumu. Sempat aku pejamkan mata ini, berharap mampu menerobos dimensi ruang yang telah tertinggal dalam masa lalu kita dulu. Lama, lama sekali aku terpejam. Dan lalu, aku tersenyum sendiri. Ah, betapa rindu ini telah mengembang mekar dalam diriku kasih. Merindukan mu yang kini entah ada disudut hati mana.

Namun kasih, apa kau tahu?? tiba-tiba aku teringat sesuatu, sesuatu tentang kita dulu saat pertama kali datang ketempat ini. Segera aku beranjak bangun mencipta langkah. Menyusuri jalan setapak menuju pepohonan. Sudah terlalu banyak pohon disini kasih, juga sudah tumbuh menjulang tinggi-tinggi dan besar. Tapi aku terus mencari dan mencari, hampir setiap pohon aku periksa untuk memastikan masih ada tidaknya ukiran nama kita disana. Dan kasih, apa kau tahu?? setelah lama mencari akhirnya ku temukan pohonnya juga, pohon yang dulu kau goreskan dengan pecahan kaca.

Memang coretan itu sudah hampir tak ter;ihat, namun aku yakin seyakin yakinnya kasih, bahwa di pohon inilah dulu kita ukirkan nama kita berdua. Betapa bibirku merekah menggurat senyum. Lalu ku belai dan usap berlahan pohon itu sembari mengingat segalanya tentang kita.

"sayang, biarkan pohon ini menjadi saksi cinta kita dan dengan kita menitipkan nama kita berdua disini, semoga cinta kita akan ikut mengembang tumbuh bersama pohon ini" betapa kata-katamu itu sungguh indah kasih, bahkan mengalahkan jingganya senja sore ini. Dan setelah kau ucapkan itu penuh manja, badan mu seolah lunglai lemas hingga ambruk diantara dada ku. Dan kita saling berpelukan lama, lama sekali. Lalu aku kecup kening mu sambil berbisik "i love you". Ku lihat kau makin tersipu dan pelukanmu semakin erat.

Ku lihat burung-burung merancau ramai, saling sahut antara satu dengan lainnya. Dan aku masih terduduk lemah bersandar pohon yang tergores namaku dan nama mu. Ku sudahi menulis surat untukmu kasih, lalu aku melipatnya menjadi seonggok perahu kertas. Akalku berontak agar surat ini ku titipkan saja pada danau. Biarkan hanyut lalu hancur bersama derasnya aliran air, kemudian menyatu dengan semesta bersama do'a-do'a seluruh jagat raya. Agar Tuhan tahu bahwa aku merindukan mu kasih.

Selamat jalan perahu lusuh ku, selamat mencari peraduan mu sendiri. Dan maaf aku hanya mampu sampai disini, sebab yang ku maksudkan dalam dirimu belum tentu berkenan membelaimu lalu membaca dengan sendu. Dan datang menghampiri dengan kalimat "aku juga merindukan mu". Sekali lagi selamat jalan. Sampai jumpa di Surga Tuhan.

0 komentar:

Post a Comment