Semua hanyalah soal perjalanan. Semacam ekspedisi dalam penggalian dan pencarian makna hidup yang sesungguhnya. Jalan, jalan dan jalan terus. Tanpa menepi tiada berhenti. Tak jarang persimpangan demi persimpangan dilewati begitu saja. Entah, ada berapa tikungan yang sudah tertinggal dibelakang tanpa peduli untuk memperhatikannya. Sebab ini soal perjalanan, perjalanan yang terus dan terus kedepan.
Langkah yang terus mencipta jejak-jejak. Menapakan telapak dalam hamparan aspal yang panas, tanah basah hingga bebatuan cadas. Sebuah hukum kehidupan yang terus memacu langkah untuk bergerak, bergerak dan bergerak. Rengkuh setiap apa yang ada menjadi sumber makna penggalian subtansi hidup. Mengantongi apa yang dijumpa dalam dekapan hati dan jiwa sebagai bekal melaju pada perjalanan yang berkelanjutan. Semua hanya soal perjalanan penggalian dan pencarian makna hidup itu sendiri.
Panji-panji cinta banyak berdiri menjemput ketinggian langit, tegak menghalau angin yang berpusar badai. Dan hujanpun tak rela membasahi semangat juang seorang bocah dalam menyongsong generasi selanjutnya. Adalah cinta, pondasi kekuatan yang sesungguhnya dalam melakukan ekspedisi penggalian dan pencarian makna hidup dari kehidupan itu sendiri. Sebuah perjalanan menuju keutuhan hidup dalam cinta. Sesama, semesta, Tuhan dan dunia.
Sekelompok pembenci pada segala kemunkaran, sekelompok pembangkang pada setiap ketidak adilan. Itulah perjalanan sebuah gerak menuju keabadian rasa nyaman generasi. Perjalanan yang harus selalu dilakukan oleh setiap manusia berkesadaran manusiawi. Yaitu, sekelompok manusia yang peduli pada apa yang ada dan bersinggungan dengan jati diri sebuah bangsa.
Beribadah bukan dengan menyingkirkan sesama dari sebuah kelompok, melainkan dengan saling menghargai dan menghormati satu sama lain peribadatan. Beribadah bukan dengan menjatuhkan tradisi peribadatan lain, melainkan dengan saling menjunjung asas kebersamaan menuju kekuatan Yang Maha Besar sesuai keyakinan. Beribadah adalah dengan sikap dan rasa peduli yang tinggi. Kepada sesama, kepada semesta dan Tuhan masing-masing. Semua ada koridor dan alur untuk tidak saling menciderai satu sama lain.
Inilah perjalanan itu, perjalanan sederhana dalam peribadatan yang sederhana. Namun merupakan perjalanan yang bervisi kemanusiaan untuk memanusiakan manusia secara manusiawi. Adalah jejak-jejak tanpa arti, ketika sejarah sudah ditelanjangi dari esensi sebuah kebenaran utuh. Adalah tapak-tapak tilas tanpa bekas, ketika sebuah pembenaran menjadi sebuah keimanan tentang adanya masa lampau. Esensi dari kebenaran merupakan penggalian dan penyodoran fakta secara menyeluruh dan jujur. Apa adanya, itulah semboyan yang digembor-gemborkan generasi bangsa. Karena itulah kejujuran dalam memaknai makna secara utuh.
Perjalanan tersebut harus ada, perjalanan tersebut harus tercipta. Sebab dunia membutuhkan kebersamaan, sebab dunia membutuhan kebenaran, dan sebab dunia membutuhkan kejujuran dalam penyodoran fakta keadaan yang ada. Inilah, perjalanan itu. Sebuah tapak yang mencipta jejak dan dipelajari lalu diperbaiki dikemudian hari. Dengan jujur, dengan fakta yang ada dan dengan perjuangan yang utuh serta totalitas.
Maju terus generasi bangsa, cipta dan catatkan namamu dalam setiap helai benang sejarah yang jujur. Lakukan perubahan dengan sikap-sikap melawan pada ketidak adilan, lakukan dengan menyatukan diri dan jiwa dengan mereka yang terpinggirkan dan terasingkan dibangsa sendiri.
0 komentar:
Post a Comment