Belajar Menulis, dokumentasi pemikiran perjalanan hidup.

08 January 2013

2013, Tahun Kewaspadaan Kebohongan

Mengutip kata-kata seorang kawan dalam sebuah forum yang kemudian aku amini juga. "bangsa ini sedang sakit, berpenyakit yang butuh anti biotik, harus segera disuntik dan diobati, atau akan dioperasi hingga diamputasi"

Sepanjang tahun 2012 lalu, dimana bangsa kita digempur habis-habisan oleh fenomena-fenomena memilukan. Mulai dari ulah pria berkaca mata dengan postur tubuh sedikit besar yang bisa berlenggang bebas padahal dalam kondisi sedang dipenjara, pidana pencuri sandal jepit, pencuri satu buah randu (kapuk), kemesraan artis diranjang, curhatan orang nomor satu dibangsa ini, budaya korupsi, koalisi berujung janji belaka, dan lain sebagainya.

Sementara dilain sisi, rakyat berjuang mati-matian untuk hidup yang sejatinya di bangsa sendiri. Petani harus berjuang mempertaruhkan nyawanya guna mempertahankan hak atas tanah, PKL digusur dengan dalih tata ruang kota, nelayan berjuang mencari ikan dengan jala yang robek, dan pembunuhan budaya lokal melalui instrumen-instrumen yang memabukan dengan kebarat-baratan. Betapa cerdasnya para pemodal asing membunuh jiwa-jiwa generasi dengan produk-produk semunya. Dengan secara terus-menerus menjejali sebuah kenyamanan semu, hingga pada taraf paling membahayakan para generasi lupa akan siapa jati diri bangsanya itu.

Dan anehnya lagi, pemerintah seolah enggan merespon terkait fakta yang terjadi. Partai politik yang pada dasarnya merupakan wadah untuk pendidikan politik berbalik arah menjadi alat penguasa guna melanggengkan kekuasaan. Visi misi mensejahterakan rakyat hanya menjadi isapan jempol belaka bagi rakyat. Semua hanya berujung pada kebohongan semu yang berujung pada kepentingan segelintir orang saja. Budaya korupsi seolah menjadi sebuah kewajaran yang harus diamini, atau lebih tepatnya menjadi sesuatu yang dipaksa harus diamini.

Dan nampaknya memang sangat benar apa yang dikatakan kawan saya bahwa bangsa ini memang sedang sakit dan membutuhkan anti biotik. Bagaimana tidak, para penegak hukum yang telah dimandatkan oleh UU guna menegakan panji-panji keadilan diseluruh pelosok negeri nampaknya justru asik beronani dengan kepentingan-kepentingannya berorientasi pada perut sendiri.

Saat masyarakat sedang bergelut dengan kerasnya hidup, para petinggi bangsa justru sibuk berebut kursi jabatan mentri. Ironis, dan benar-benar sakit.

Tidak hanya itu, memasuki tahun 2013 ini dipastikan akan semakin kencang perhelakan tautan pada panggung politik. Tentu, hal ini tidak terlepas dari pemilu yang akan diselenggarakan pada tahun 2014. Maka akan menjadi hal yang sangat logis ketika ditahun ini para politikus akan memulai peluncuran roket-roket jitu guna melancarkan aksi kampanyenya. Dan jelas ditahun ini, tahun 2013 akan menjadi tahun paling panas dan sensitif dalam wilayah perpolitikan. Jika pada tahun 2012 lalu telah beredar kabar akan adanya kiamat yang bertepatan dengan habisnya kalender suku maya, namun hal itu ternyata tidak tepat. Maka menurut hemat saya, kiamat tersebut justru terjadi pada tahun 2013 ini. Dimana ditahun inilah bangsa ini akan beratap langit yang membumbung janji-janji kepentingan, pelegalan keserakahan yang berlandaskan pada kepentingan paratai politik belaka.

Dimana rakyat akan kembali dijadikan sebagai mesin pendukung kepentingan, yang pada dasarnya entah kepentingan rakyat yang mana. Maka jelas inilah sebuah gambaran kiamat tersebut menurut hemat saya. Dengan berakhirnya sebuah kehidupan, karena jelas yang ada hanyalah sebuah kibulan-kibulan belaka, srimpung sana srimpung sini. Sebab seperti dalam sajak W.S Rendra bahwa partai politik tidak punya mata, tidak punya tangan, tidak punya hati, tidak punya mulut dan tidak punya kaki. Partai politik hanya mengenal mana kawan mana lawan, pertai politik hanya mengenal menang dan kalah. Kesejahteraan hanya menjadi isapan jempol dan angan yang terkait diatas langit. Karena tahun 2013, tahun kewaspadaan kebohongan.

0 komentar:

Post a Comment