Belajar Menulis, dokumentasi pemikiran perjalanan hidup.

08 April 2013

Orang Jawa Tak Kenal Rugi, Selalu Untung

Sore itu, aku beberapa teman sedang mancing di sebuah kali (nama sungai kecil di kampung ku). sebenarnya memancing hanya sebuah kegiatan untuk mengalihkan pandangan orang tentang kami, karena kami hanya ingin menikmati sore sambil duduk dan mengobrol. dan memancing hanyalah pengalihan agar kami tidak dipandang oleh orang-orang yang kerjanya hanya ngobrol, minimal kami punya alasan 'memancing' meskipun nantinya kami tidak mendapati seekor ikan satu pun. kami bertiga duduk disebuah jembatan, ngobrol ngalor-ngidul tentang apapun, mulai dari kegiatan kami masing-masing saat berada diluar kota, sampai tentang perempuan. apapun obrolannya jika kami bertiga sudah bertemu pasti akan berujung pada obrolan tentang cinta. entah siapa yang memulai dulu.

Saat kami sedang asyik ngbrol yang saat itu entah apa, tiba-tiba kami bertiga dikagetkan oleh suara yang cukup keras, BRAAAAAK. lalu kami spontan langsung terperanjat mencari sumber suara tersebut, berdiri diatas jembatan sembari melihat kiri-kanan. kaget bercampur miris, saat kami dapati seorang bapak-bapak sudah dalam keadaan tergeletak diatas aspal, lalu di sebelahnya agak jauh juga seorang bapak-bapak yang jauh lebih tua sedang terduduk sambil memegangi persendian kakinya. "kecelakaan itu boy,,,tolongin...tolongin..." dino salah satu kami langsung berteriak sembari melompat dari atas jembatan, kemudian aku menyusul dan juga andi.

Kami bertiga langsung memapah bapak yang tergeletak, untuk kami bawa ke rumah warga sekitar, lalu kembali dan membawa bapak satu nya lagi. keadaan dengan cepat langsung menjadi ramai dengan orang-orang kampung sekitar, saling berkerumun melihat, mungkin akibat suara benturan tadi yang cukup keras. sehingga orang-orang kampung juga mendengarnya. "ini pak minum air putih biar tenang" seru si pemilik rumah sembari memberikan air minum kepada kedua bapak tadi.

Saat suasana sudah semakin ramai dengan orang-orang, terdengar celoteh seorang kakek-kakek "untung tadi tidak masuk ke kali, dan hanya terjatuh di rerumputan" lalu seorang ibu juga menimpali "lah...kalau tadi jatuhnya kedepan sedikit lagi, pasti membentur pembatas jalan, masih untung itu tidak terlalu cepat naik motornya" kemudian dalam celah-celah itu, anak bapak-bapak yang kecelakaan akhirnya tiba juga setelah dihubungi oleh masyarakat sekitar yang kebetulan mengenal korban kecelakaan itu.

"bagaimana pak??tidak apa-apa kan?kekak gimana, ada yang luka gak??" tanya si anak kepada bapak dan kakeknya itu. bapaknya menjawab "tidak kok, cuma lecet sedikit" kemudian kakeknya juga menjawab "tidak ndu, ini hanya kaki kakek tergilir" setelah mendengar jawaban mereka berdua kemudian si anak mendesah panjang "untung lah bapak dan kakek tidak apa-apa" "iya ndu,,,untung tadi ada mereka yang segera menolong kita berdua" timpal si kakek sambil menunjuk ke arah kami bertiga. "terima kasih mas" ucap si anak pada kami. aku hanya mengangguk dan kemudian dilanjutkan oleh andi "iya mba,,,sama-sama untung saja tadi kami melihatnya"

Tak selang beberapa lama kemudian, si bapak dan kakek korban kecelakaan itu dibawa pulang oleh keluarganya. dan untung nya anaknya tadi kesitu membawa mobil, jadi kedua korban kecelakaan itu bisa langsuang dibawa pulang, atau mungkin dibawa ke puskesmas terdekat untuk diobati, meskipun hanya luka ringan.

Dan kami bertiga pun kemudian memutuskan untuk pulang, hari juga sudah mulai gelap. saat dalam perjalanan pulang kami banyak ngobrol tentang kejadian tadi. mulai dari anaknya sampai si bapak dan kakek-kakeknya. "ndi,,,untung tadi kamu ngajakin mancing, jadi hari ini kita bisa nolongin orang" ucap dino sambil menepuk pundak andi kemudian kami bertiga tertawa lepas. "dan untung nya tadi kamu lihat din ada kecelakaan" jawab andi di sela-sela tawa. lalu dilanjutkan lagi tertawa.

Kami bertiga pulang sambil terus bercanda dan tertawa, rumah kami tidak begitu jauh jadi kami sengaja jalan kaki tadi. saat kami sedang saling pukul sebagai bentuk candaan, andi mendorong dino sampai dia hampir terjatuh. setelah itu dari atas terdengar SRAAAAAAAAK.....BLUGGGG....sebuah kelapa terjatuh tepat di samping dino, sesaat kami bertiga terdiam menatap kelapa yang baru saja terjatuh itu. lalu dengan kompak kami bertiga berteriak setelah diam beberapa saat. untuuuuung......






"begitu lah, tabiat orang jawa yang tak pernah merasa rugi. dalam keadaan seperti apa pun mereka selalu merasa untung. karena itu lah, ada yang berkata kalau jadi orang jawa itu enak. sebab tak pernah rugi. selalu saja untung yang mereka dapatkan"

3 comments: