Belajar Menulis, dokumentasi pemikiran perjalanan hidup.

07 August 2013

Mekanisme penentuan awal ramadhan dan satu syawal

Mekanisme penentuan awal ramadhan dan satu syawal, dalam beberapa tahun terakhir hal tersebut mulai menjadi topik yang hangat diperbincangkan. Banyak pendapat bermunculan dalam menanggapi mekanisme penentuan awal ramadhan dan satu syawal yang dilakukan oleh pemerintah. Mulai dari yang mendukung hingga yang kontra.



Bagi sebagian orang, mekanisme yang dilakukan oleh pemerintah sudah sangat tepat. Pasalnya melalui kerja tim yang dibentuk khusus dapat mengambil sebuah kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan dilapangan. Selama ini, metode yang digunakan adalah dengan model hisab dan rukyah. Sementara bagi sebagian kalangan ada juga yang hanya melakukannya dengan berdasarkan hisab.

Terlepas dari keduanya, muncullah pihak lain yang berasumsikan bahwa harus ada semacam teknologi yang dapat mempermudah dalam penentuan awal ramadhan dan satu syawal. Dalam artian melalui mekanisme yang tidak terkesan mendadak.

Meskipun demikian, mekanisme yang diterapkan pemerintah dalam penentuan awal ramadhan dan satu syawal ini sudah beranglung lama. Hampir satu bulan yang lalu, sidang isbatpun digelar dalam penentuan awal ramadhan. Dan sekarang seluruh umat muslim di dunia sudah menjalani ibadah puasa hampir satu bulan.

Dalam republik kita, Indonesia desas-desus satu syawal tentu sudah mulai ramai dikalangan masyarakat. Meskipun secara umum kita belum bisa memastikan kapan satu syawal tersebut. Jika mengacu pada pemerintah, dalam hal ini yang sudah diberikan mandat sebagai penentu kebijakan dan aturan hukum. Tentu saja, semuanya semata-mata demi kebaikan umat dan kesatuan umat, khususnya umat muslim di Indonesia.

Lantas, akan kah penentuan satu syawal tahun ini akan mengalami sedikit perbedaan. Dalam hal ini antara pemerintah dengan masing-masing ormas keagamaan, tentu dengan landasan hukum masing-masing pula.

Meskipun secara umum masing-masing kelompok memiliki dasar hukum yang kuat dan logis menurut keyakinan masing-masing dalam melakukan penentuan awal ramadhan dan satu syawal. Namun, tidak kah semua dilakukan secara bersama dan bersama-sama demi keutuhan umat muslim?.

Pertanyaan yang memang hanya bisa dijawab oleh para ulama/ orang-orang yang sangat paham mengenai syari'at agama. Hematnya, ketika negara mampu mengatur dan membuat aturan agar seluruh masyarakat Indonesia bisa saling hormat-menghormati serta menghargai antar umat beragama, tentu akan menjadi hal yang sangat miris ketika perpecahan itu justru lahir diantara satu golongan agama yang berbeda pandangan.

Apapun nanti keputusan pemerintah, semoga semua pihak mampu memahami dan mengaplikasikan mengenai pandangan "berbeda itu indah". Seperti semboyan bangsa ini, Bhineka Tunggal Ika. Berbeda-beda, namun tetap satujuan yakni Indonesia.

Semoga, mereka yang sudah dikasih mandat benar-benar menjalankan semua amanahnya dengan seksama dan penuh tanggung jawab. Jangan biarkan perbedaan itu memecah belah kita sebagai Indonesia, melainkan mampu menjadikan kita sebagai bangsa yang benar-benar kaya akan segala kultur budaya, agama, dan kekayaan lainnya. Meskipun umat muslim Indonesia tidak sama dalam memulai puasa ramadhan dan satu syawal, semoga tetap sama dan satu tujuan dalam Indonesia.

0 komentar:

Post a Comment