Kesederhanaan dalam menjalani hidup, seberapa penting???
Tentu hal tersebut sangatlah penting, karena jika kita sudah terbiasa dengan gaya hidup mewah didunia, ditakutkan setelah meninggal nanti akan berhsyrat kembali lagi ke kehidupan dunia, sehingga tidak akan mendapatkan kesempatan untuk menikmati kesejahteraan akhirat. Demikianlah pandangan al-Ghazali.
Setelah pada postingan sebelumnya kita membahas masalah Manfaat berfikir positif. Kali ini kita membahas tentang kesederhanaan hidup sebagai upaya menghindari penyakit hati. Kesederhanaan juga akan membimbing kita dalam sifat rendah hati, sedangkan rendah hati akan menjauhkan kita dari kesombongan atas diri kita sendiri. Bahkan dari segala sesuatu yang esensinya hanyalah sebuah titipan Tuhan kepada kita, termasuk harta benda dan keluarga. Jika kita sudah enggan buat menyelaraskan kesederhanaan dalam hidup, maka yang terjadi dikemudian hari adalah kesombongan, angkuh, dan tinggi hati. Padahal ketiga sifat tersebut merupakan tiga rangkaian penyakit hati yang dapat berakibat fatal dalam kehidupan.
Bukan hanya dalam kehidupan, konsep kesederhanaan juga sepatutnya diterapkan dalam kepribadian, hati, serta jiwa manusia itu sendiri. Jiwa yang mempunyai amanat sebagai seorang pemimpin umat (khalifah). Karena antara hati, jiwa, dan kepribadian mempunyai rangkaian struktur batin yang mencerminkan keselarasan tingkah laku. Sebagaimana yang dikemukakan oleh seorang filosof terkemuka Plato bahwa jiwa merupakan pusat dari kepribadian manusia dalam tingkah laku.
Pengemis tidaklah selamanya membutuhkan materi, sebab dalam salah satu psikoterapy, pengemis dijadikan sebagai pemenuhan kebutuhan rohani. Menurutnya, jika ketiga penyakit hati tersebut sudah menjalar dalam diri manusia, yaitu sombong, angkuh, dan tinggi hati, maka dianjurkan untuk menjadi seorang pengemis dipasar yang ramai. Karena selain dengan membiasakan hidup sederhana, sifat tinggi hati dan sombong juga dapat dihilangkan dengan melakukan hal-hal yang dianggap hina.
Menyederhanakan diri dalam hidup untuk sedapat mungkin mengenal jati diri sebagai makhluk yang lemah dimata Tuhannya, sehingga akan selalu ta’at pada segala perintahNya dan akan selalu menghindar dari segala yang dilarang oleh Tuhan. Begitu yang banyak dilakukan oleh para sufi dalam mendekatkan dirinya kepada Tuhannya, yakni dengan kesederhanaan dalam menjalani kehidupan demi sebuah keta’atan. Ada salah satu ungkapan seorang sufi “I regard people as of two types. First there is the friend who has a good opinion of me and speaks well of me, he is a friend. Then there is the person who speaks bodly of me. Who tells of my spiritual condition” .
Begitulah bahwa hati yang telah mati merupakan sebuah bencana besar bagi diri sendiri dalam kehidupan. Karena itu perlu dipadukan kesederhanaan dalam membimbing hati, jiwa, dan kepribadian kita agar senantiasa terhindar dari ketiga rangkaian penyakit hati itu. Dan nantinya bakal bertemu dengan ketenangan yang dipadukan dengan iman dan taqwa.
Begitulah bahwa hati yang telah mati merupakan sebuah bencana besar bagi diri sendiri dalam kehidupan. Karena itu perlu dipadukan kesederhanaan dalam membimbing hati, jiwa, dan kepribadian kita agar senantiasa terhindar dari ketiga rangkaian penyakit hati itu. Dan nantinya bakal bertemu dengan ketenangan yang dipadukan dengan iman dan taqwa.
biasanya makin banyak punya uang makin ngerasa kekurangan :) ya gak?
ReplyDeletehee iya mbak..sifat dasar manusia yg paling susah dikontrol ya itu mbaknya... :)
Delete