Belajar Menulis, dokumentasi pemikiran perjalanan hidup.

02 May 2013

Hadiah Untuk Manusia

Banyak yang mengatakan kalau sekarang kita hidup dizaman akhir, zaman yang tidak akan lama lagi berakhir. hingga tidak ada lagi deru nafas yang membaur dalam berbagai aktivitas setiap detiknya. tidak ada lagi kicauan burung-burung yang setia menghidupkan kesunyian.

Dan tidak ada lagi sunset serta sunrise yang tenggelam terbit dalam setiap pagi dan sore. bahkan setiap nafas terengah dalam memburu sebuah impian telah sirna hilang hanyut ketakutan. semua menghilang ditelan kegelapan serta kehancuran dengan begitu dahsyatnya. semua gelap pekat tanpa sinar kehidupan, hanya sisa-sisa rintih ketakutan dengan aroma kematian yang ada.

Sungguh mengerikan bukan???dan itulah gambaran-gambaran yang tertuang dalam setiap surat Tuhan mengenai berakhirnya dunia dan segala kehidupan yang ada. Namun disisi lain, meskipun masih dalam satu pesan, Tuhan juga menggambarkan tentang kehidupan yang sebenarnya, kehidupan yang penuh dengan anggur serta kebahagiaan.

Tidak ada tangis, kesusahan, dan derita yang lain, yang ada hanyalah senyuman-senyuman penuh bahagia. bahkan tidak nampak wajah-wajah yang penat penuh beban, hanyalah wajah-wajah yang cerah bersinar tanpa duka. sungguh kehidupan tanpa luka yang tergambarkan dalam surat Tuhan yang lainnya, meskipun masih dalam satu pesan. itu semua digambarkan oleh Tuhan yang bertujuan pada kehidupan kita, kehidupan makhluk yang paling sempurna diantara makhluk ciptaan Tuhan yang lain. cukup sederhana sebenarnya pesan yang tertuang dalam gambaran-gambaran surat Tuhan, yakni tentang cara kita sebagai manusia dalam menjalani hidup didunia, dengan tawaran-tawaran kehidupan selanjutnya yang masing-masing mempunyai kenikmatan tersendiri.

Semua tergantung kita dalam menginginkannya, apakah kenikmatan bahagia atau kenikmatan luka siksa. dalam kehidupan didunia ini, sebenarnya diibaratkan seperti petani padi, petani yang mengorbankan tenaganya untuk menggarap sawah-sawah dengan penuh totalitas dan tanpa mengenal lelah, hanya demi hasil panen yang bagus. begitu juga dalam kehidupan yang ditawarkan oleh Tuhan terhadap manusia (wayang ciptaanNya sendiri) yakni, bagi siapa yang dalam menjalani hidup penuh dengan kesungguhan mengabdi padaNya, maka Tuhan menawarkan sebuah kenikmatan yang tidak pernah didapatkan didunia dalam kehidupan selanjutnya, begitu juga sebaliknya, bagi siapa yang menjalani hidup tanpa mengabdi kepadaNya, maka siksa yang ditawarkan dalam kehidupan selanjutnya.

Begitu juga pada para petani, bagi mereka yang tidak mengabdikan diri pada kesungguhan dalam merawat sawahnya, maka tidak akan memetik panen yang bagus, pastilah sebuah kejelekan yang akan didapat dari hasil panen, jika sawah mereka tidak dirawat dengan penuh abdi. sebuah gambaran yang cukup simple memang, dari gambaran yang dituahkan dalam surat Tuhan untuk kelancaran kehidupan umat didunia.

Lantas apakah masih pantas manusia menganggap kalau Tuhan tidak adil???sedang Dia telah menata kehidupan kita dengan begitu rapih dan indah, tinggal kita (manusia) mampu mengikuti aturan yang telah tercatat dalam surat Tuhan atau tidak, untuk memilih kebahagiaan atau kesengsaraan dalam kehidupan selanjutnya. Tuhan sudah kasih tahu mana akan membawa pada kebahagiaan dalam kehidupan selanjutnya, usaha yang bagus dalam merawat garapannya, maka hasil panen yang bagus juga dikemudian hari.

0 komentar:

Post a Comment