Belajar Menulis, dokumentasi pemikiran perjalanan hidup.

04 May 2013

Mereka, Siapa Mereka

[menulis]Malam ini tiba-tiba aku merasa ingin berselancar dalam duniaku. Dunia yang lama tak ku sentuh, tentang rangkaian pararel abjad yang seolah lama terhenti oleh dogma-dogma keteraturan berfikir. Entah, apakah ini sebuah bentuk pemberontakan dalam diri seorang aku terhadap keteraturan berjalannya waktu. Atau hanya sebatas kebosanan terhadap keteraturan berfikir yang semakin diarahkan oleh mamkhluk bernama formalitas.



Sementara dalam ranah yang berbeda dalam perbedaan yang lainnya, aku justru semakin menemukan celah tentang adanya sosok yang berlagak heroik. Bagaimana tidak, banyak kepala yang kadang memunculkan eksistensi diri atau mengatasnamakan kelompok tertentu dengan membawa pesan-pesan yang seolah berindikasi menolong. Sedangkan realita yang sesungguhnya merupakan kepentingan yang menumpang dalam beberapa kemungkinan terkait pematangan nilai keimanan.

Aku, dalam pengembaraan keakuanku yang kadang aku sendiri tidak begitu memahaminya. Justru mendapati semakin olengnya pemahaman mengenai suatu kebebasan, seolah pemaknan kebebasan hanya dialokasikan dalam hal-hal yang bersifat individualistik. Mereka yang bergaya semau jidatnya itulah yang justru sering kali menggunakan dalil-dalil kebebasan. Namun, dalam hal ini norma-norma yang sudah menjadi akar pengekokoh suatu lingkungan justru dikebiri melalui pembenaran kebebasan itu sendiri.

Memang, dalam kesempatan kehidupan yang menyapaku telah melalui beberapa dekade perubahan. Tentang kemajuan, kembali mudur, lalu dianggap menuju kehancuran besar-besaran. Masing-masing kepala telah memprediksi kapan dan penyebab kehancuran tersebut, tanpa ketinggalan dengan menganggap bahwa asumsi tersebut layak untuk di imani. Dan pada akhirnya hanya berujung pada penjaringan sebuah nilai yang bermakna kuantitas. Sementara dalam pandanganku, sejatinya mereka hanyalah bagian dari penokohan serta skema perpolitikan.

Lantas, siapa mereka?
Pertanyaan yang selalu hadir dalam setiap langkah menuju alam mimpi, tentang siapa mereka? mereka yang merampok habis hasil panen petani, hasil penjualan peternak, hasil laut nelayan. Siapa mereka? mereka yang sampai setega dan se-enak-nya begitu. Mereka kah itu?.

Politik, tetap saja tidak punya kepala kata W.S Rendra. Jadi tak jangan kaget ketika politik tidak dapat menggunakan lajur berfikir yang pas dengan orang normal. Politik juga tidak punya hati, Masih kata W.S Rendra, jadi jangan kaget ketika politik tidak pernah merasakan apa yang dirasakan masyarakat bawah.

Yah, mereka itulah perampok dengan legalitas. Maling yang berlindung dibalik keteraturan Hukum itu sendiri. Ironi, mereka yang berteriak maling merupakan rampok sesungguhnya.

Dalam negeriku yang konon merupakan negeri subur, makmur, sejahtera. Ternyata masih banyak yang lapar, tak sedikit yang tak mengenal tempat tinggal, tidak sedikit juga yang harus berjuang mempertahankan apa yang dipunya akibat penggusuran. Lalu, sobat bagaimana dengan negerimu?.

0 komentar:

Post a Comment