Ruang Sebelah Memang Lebih Menarik (keberadaan peng-kritik).
[menulis]Dalam dewasa ini, kita sudah cukup tahu dan paham. Mengenai bagaimana sebuah kebebasan itu ada disekitar kita. Berangkat dari konsepsi tersebut, kita tahu bagaimana keberadaan sebuah komunitas begitu banyak ragamnya. Mulai dari komunitas yang hanya merupakan suatu kesamaan hobi sampai pada komunitas yang bersifat profit.
Menarik sebenarnya, ketika kita membicarakan sebuah komunitas dan coba disinkronkan dengan azas kebebasan. Apa yang mendasari hal ini sebenarnya?
Dari pertanyaan yang sederhana itu kemudian banyak muncul asumsi, anggapan, opini, hingga faham/ideologi suatu komunitas. Sejak berakhirnya masa Orde Baru, masyarakat kita seolah merindukan sangat dengan yang namanya berserikat. Sebab, selama Orde Baru kebebsan masyarakat dalam hal berserikat sangatlah terbatas. Namun benarkah sekarang kita benar-benar mengalami kebebasan yang benar-benar bebas? terutama dalam ranah berserikat.
Namun kita tidak akan berkutak diwilayah itu, melainkan saya akan mengajak sobat untuk sedikit melihat ruang sebelah dari sebuah komunitas. Apa yang ada diruang sebelah? kenapa kita meski kesana? Bukan kah ruang tengah lebih luas?.
Bagi saya, ruang sebelah merupakan sebuah tempat atau ruangan yang cukup memiliki daya tarik. Namun daya tarik disini bukan daya tarik untuk memasukinya, melainkan hanya sebatas mengintip dari luar.
Komunitas atau Organisasi sejatinya hanyalah sebuah wadah, tempat, atau semacam fasilitas untuk orang-orang didalamnya berkembang. Karena itu dalam sebuah komunitas atau organisasi perbedaan pandangan, perbedaan persepsi, merupakan hal yang wajar terjadi.
Mengingat kemajuan zaman yang juga insya Alloh dibarengi dengan kemajuan keilmuan, keberadaan struktur dalam komunitas atau organisasi disebut-sebut menjadi hal yang urgen. Hal ini guna mendukung kinerja-kinerja yang lebih sistematis.
Setelah adanya struktur dalam komunitas, jelas hal tersebut memiliki pengaruh yang positif terhadap komunitas itu sendiri. Namun, disisi lain dikarenakan adanya hal tersebut dalam suatu komunitas atau organisasi, nampaknya ruang sebelah juga menjadi lebih memiliki daya tarik. Kenapa demikian? Struktur dalam komunitas atau organisasi merupakan sebuah tumpuan atau bahkan penutan terhadap maju tidaknya sebuah komunitas. Atau sederhananya struktur berisi orang-orang yang memiliki tanggungjawab penuh terhadap hidup matinya sebuah komunitas.
Oke, jika komunitas atau organisasinya merupakan yang memiliki orientasi profit. Dalam artian memiliki penghasilan guna memenuhi kebutuhan orang-orang yang duduk dalam ranah struktur, jika demikian pasti banyak yang berminat.
Namun akan berbeda, jika komunitas atau organisasi tersebut merupakan non profit alias sosial. Saya yakin, masing-masing individu akan saling dorong kepada yang lain untuk memimpin. Dari sinilah saya simpulkan, bahwa ruang sebelah lebih memiliki daya tarik. Apa isi ruang sebelah? yaitu orang-orang yang lebih suka bilang "biar saya nanti yang bekerja dibelakang layar saja". Tapi jangan anggap hal ini negatif, ini merupakan hal yang sangat positif dengan catatan benar-benar komitmen dengan ucapan.
Kemudian, ruang sebelah yang lain yang dalam hal ini lebih bersifat negatif menurut hemat saya adalah ruang yang berisi orang-orang pro kritik. Dalam sebuah kepengurusan komunitas atau organisasi kritik sejatinya merupakan ruh utama yang menjadikan lebih baik. Tentu hal tersebut jika dibarengi dengan sebuah solusi yang solutif.
Namun, ruang sebelah yang memiliki daya tarik disini bukanlah yang berisi pengkritik dengan dibarengi sebuah solusi. Melainkan hanya berakhir di kritik. Dalam artian, hanya memberikan kritik saja dan setelah itu membiarkan yang dikritik membusuk dengan hasil kritikannya. Sementara solusi merupakan sebuah anggapan yang abstrak dan bias.
0 komentar:
Post a Comment